Masih
Ku Ingat
Sabtu yang lalu aku berada di tempat
yang berbeda, ya sangat berbeda. Dari mulai tempat tidur ,tempat berteduh,
serta lingkungan yang tidak seperti biasanya. Kamu tahu dimana itu? Tempat
dimana aku bisa melihat cahaya yang amat banyak, melihat taburan bintang dan
bulan sabit tanpa terhalang apapun. Aku berada di ketinggian 3087mdpl, puncak
Ciremai namanya. Puncak yang telah aku taklukan minggu lalu, yang mengajariku
arti perjuangan dan cita-cita. Bahwa tidak mudah mencapai apa yang diinginkan,
kita harus lelah harus sakit harus perih harus merasakan segalanya. Aku berjalan
di atasnya hanya dengan tekad bahwa aku bisa ke puncak disana. Aku seorang
pemula, tidak heran beberapa meter melangkah sudah istirahat kelelahan. Oh
Tuhan perjalanan masih jauh, kuatkan kaki dan lututku, yang lain tetap berjalan
kenapa aku harus terhenti padahal sama-sama makan nasi. Aku tidak boleh
menyerah. Kataku dalam hati.
Ku lantujkan perjalananku walaupun
posisiku kedua dari belakang. Dalam perjalanan mendaki aku bertemu pendaki
lainnya yang dalam perjalanan turun dan bertemu beberapa orang bule disana.
Banyak yang memberikan semangat mungkin seperti itu tradisi saat mendaki, harus
ramah saling menyemangati dan saling menyapa. Bukannya itu sangat erat dengan
kekeluargaannya. Ahh menyenangkan sekali rasanya.
Hari mulai gelap tapi kami masih terus
berjalan, aku dan teman-teman berniat untuk mencari tempat untuk ngecamp malam
itu. Sudah waktunya istirahat dan menunda perjalanan besok pagi untuk menuju
puncak.Tenda yang dipasang akhirnya selesai dan terlihat nyaman sebagai tempat istirahat kami berempat.
Setelah memasak beberapa makanan yang kami bawa tepatnya pukul 09.30 malam kami
memutuskan tidur mengumpulkan tenaga untuk besok pagi.
Keesokan harinya tepat pukul 03.00 pagi
kami bangun dengan menggigil kedinginan, tidak lama kemudian temanku menyalakan
api untuk menghangatkan seadanya.
Sekitar
pukul 04.00 pagi kami melanjutkan pendakian.
Wahh ramai sekali di perjalanan,
seperti bukan di hutan. Seperti orang-orang yang bersemangat untuk memetik
hasil panen, perjalanan yang gelap ternyata tidak menghalangi semangat mereka
untuk mencapai puncak. Aku tidak mau kalah, aku berteriak membakar semangatku
yang diikuti teman-temanku. Dan... yeeaaaa aku mencapai puncak Ciremai tepat
pukul 05.30 wahh indah bukan main. Pemandangan yang disuguhkan benar-benar
membayar kelelahan dari setiap pendaki yang melihatnya. Di ketingian ini aku
dan teman-teman berpijak untuk pertama kalinya, aku melihat dunia yang nyata
dan aku menaklukannnya. Udara dan hembusan angin yang sangat dingin menjadi
menyempurna puncak Ciremai saat itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar