Kamis, 14 April 2016

Masih Ku Ingat



Masih Ku Ingat
Sabtu yang lalu aku berada di tempat yang berbeda, ya sangat berbeda. Dari mulai tempat tidur ,tempat berteduh, serta lingkungan yang tidak seperti biasanya. Kamu tahu dimana itu? Tempat dimana aku bisa melihat cahaya yang amat banyak, melihat taburan bintang dan bulan sabit tanpa terhalang apapun. Aku berada di ketinggian 3087mdpl, puncak Ciremai namanya. Puncak yang telah aku taklukan minggu lalu, yang mengajariku arti perjuangan dan cita-cita. Bahwa tidak mudah mencapai apa yang diinginkan, kita harus lelah harus sakit harus perih harus merasakan segalanya. Aku berjalan di atasnya hanya dengan tekad bahwa aku bisa ke puncak disana. Aku seorang pemula, tidak heran beberapa meter melangkah sudah istirahat kelelahan. Oh Tuhan perjalanan masih jauh, kuatkan kaki dan lututku, yang lain tetap berjalan kenapa aku harus terhenti padahal sama-sama makan nasi. Aku tidak boleh menyerah. Kataku dalam hati.
Ku lantujkan perjalananku walaupun posisiku kedua dari belakang. Dalam perjalanan mendaki aku bertemu pendaki lainnya yang dalam perjalanan turun dan bertemu beberapa orang bule disana. Banyak yang memberikan semangat mungkin seperti itu tradisi saat mendaki, harus ramah saling menyemangati dan saling menyapa. Bukannya itu sangat erat dengan kekeluargaannya. Ahh menyenangkan sekali rasanya.
Hari mulai gelap tapi kami masih terus berjalan, aku dan teman-teman berniat untuk mencari tempat untuk ngecamp malam itu. Sudah waktunya istirahat dan menunda perjalanan besok pagi untuk menuju puncak.Tenda yang dipasang akhirnya selesai dan terlihat  nyaman sebagai tempat istirahat kami berempat. Setelah memasak beberapa makanan yang kami bawa tepatnya pukul 09.30 malam kami memutuskan tidur mengumpulkan tenaga untuk besok pagi.
Keesokan harinya tepat pukul 03.00 pagi kami bangun dengan menggigil kedinginan, tidak lama kemudian temanku menyalakan api untuk menghangatkan seadanya.
Sekitar  pukul 04.00 pagi kami melanjutkan pendakian.
Wahh ramai sekali di perjalanan, seperti bukan di hutan. Seperti orang-orang yang bersemangat untuk memetik hasil panen, perjalanan yang gelap ternyata tidak menghalangi semangat mereka untuk mencapai puncak. Aku tidak mau kalah, aku berteriak membakar semangatku yang diikuti teman-temanku. Dan... yeeaaaa aku mencapai puncak Ciremai tepat pukul 05.30 wahh indah bukan main. Pemandangan yang disuguhkan benar-benar membayar kelelahan dari setiap pendaki yang melihatnya. Di ketingian ini aku dan teman-teman berpijak untuk pertama kalinya, aku melihat dunia yang nyata dan aku menaklukannnya. Udara dan hembusan angin yang sangat dingin menjadi menyempurna puncak Ciremai saat itu.  



Tidak ada komentar:

Posting Komentar